Beberapa Tips dan Fakta Menarik Saat Umroh Mandiri di Bulan Ramadhan

Saat bulan Ramadhan setiap amalan akan bernilai lebih tinggi di sisi-Nya termasuk juga ibadah umroh. Umrah Ramadhan menjadi sangat istimewa bagi umat muslim daripada bulan-bulan lainnya, karena memiliki berbagai keutamaannya saat dilakukan di bulan suci ini.

Salah satu keutamannya bisa dibaca dalam HR. Bukhari No. 1782 dan HR. Muslim No. 1256. Disebutkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Jika Ramadhan tiba, berumrahlah saat itu karena umrah Ramadhan senilai dengan haji.”.

Karena keutamaan itu pada bulan Ramadhan ini jumlah kunjungan di kota Mekkah khususnya di Masjidil Haram meningkat drastis. Mereka berdatangan dari seluruh penjuru dunia termasuk dari Indonesia untuk mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya.

Selain pahalanya yang berbeda, perjuangan untuk melakukan umroh di bulan Ramadhan juga tidak semudah seperti di bulan-bulan biasa lainnya. Apalagi untuk perjalanan umroh mandiri yang semuanya harus diurus sendiri.

Sebelum merencanakan umrah saat Ramadhan kamu harus mengetahui beberapa kondisi yang membedakannya dengan umroh di bulan lainnya. Berikut ini adalah beberapa fakta dan tips dari pengalamanku dan teman-teman ketika melakukan perjalanan umroh di bulan Ramadhan.

Pengunjung Masjidil Haram naik drastis

Jika masjid-masjid di Indonesia saja mendadak ramai saat bulan Ramadhan, kamu bisa bayangkan bagaimana kondisi jamaah Masjidil Haram saat bulan suci tersebut, jika di bulan biasa saja Masjid terbesar di dunia itu masih sering padat.

Berbeda dengan umrah di bulan biasa dimana kamu bisa berjalan santai dari hotel ke masjid untuk shalat wajib sambil menikmati kondisi sekitar. Saat Ramadhan area pelataran masjid akan ramai dengan manusia yang bergegas untuk masuk agar mendapatkan shaf di dalam masjid.

Jika sebelumnya kamu bisa memilih untuk masuk di pintu masjid yang mana, saat Ramadhan tidak ada waktu untuk memilih. Karena banyak pintu Masjidil Haram yang lebih cepat tertutup dari biasanya akibat ruangan yang sudah penuh oleh jamaah.

Harga hotel naik beberapa kali lipat

Pengunjung kota suci Mekkah dipastikan akan meningkat berlipat-lipat di bulan Ramadhan. Orang sebanyak itu pastilah membutuhkan tempat tinggal sementara selama beribadah di Mekkah.

Sesuai hukum ekonomi, permintaan yang tinggi akan menyebabkan kenaikan harga, termasuk harga hotel di kota Mekkah. Kenaikan harga 2 kali lipat adalah hal yang normal untuk hotel di sekitar masjid. Terutama untuk hotel yang bisa dijangkau dengan jalan kaki untuk ke masjid.

Semakin mendekati akhir Ramadhan, harga akan semakin tinggi apalagi saat 10 malam terakhir Ramadhan. Harga hotel bisa menjadi 3 kali lipat bahkan lebih. Itupun harus booking kamar minimal 10 malam dan tidak bisa 1 atau 2 malam saja.

Oh iya, jika kamu telah booking kamar untuk Ramadhan yang akan datang di Mekkah melalui OTA (seperti Traveloka, Trip.com, Agoda dan lainnya). Jangan kaget jika kamu suatu saat akan dihubungi oleh pihak hotel yang akan menanyakan reservasi pada hotel mereka.

Mereka ingin memastikan kamu benar-benar datang dan terkadang mereka meminta uang muka atau down payment sebagai jaminan kedatanganmu. Ini sering terjadi ketika kamu memilih tipe pembayaran dihotel atau gratis pembatalan (free cancellation).

Banyak penutupan jalan ke arah Masjidil Haram

Tingginya antusias umat muslim untuk beribadah di Masjidil Haram saat Ramadhan baik pagi maupun petang membuat membuat beberapa jalan raya dengan akses ke Masjidil Haram ditutup sementara khususnya untuk kendaraan.

Sebagai contoh, jika sebelumnya jalan raya seperti Ibrahim Al Khalil dan Ajyad bisa dilalui kendaraan, saat itu hanya bisa dilalui dengan jalan kaki. Namun ketika pejalan kaki juga penuh dan waktu sholat sudah dekat, maka jalan tersebut akan ditutup juga untuk pejalan kaki. Sehingga pengunjung akan tertahan dan terpaksa melakukan sholat berjamaah di jalan raya.

Penutupan sementara ini dilakukan oleh petugas setempat untuk mengatur jumlah orang di area sekitar masjid. Demi keselamatan dan kenyamanan jamaah itu sendiri.  

Naiknya tarif transportasi publik

Selain pemintaan akan hotel yang tinggi, tentunya tarif transportasi seperti taksi juga akan ikut naik. Karena permintannya juga menjadi lebih tinggi dari biasanya. Buat yang biasa tawar menawar harga taksi, pasti akan berasa naiknya.

Berpikir untuk naik transportasi online seperti Uber atau Careem? Sayangnya, kemungkinan driver online akan menolak mengambil penumpang jika masih di sekitar Masjidil Haram, karena jalan akses ke masjid yang ramai oleh pejalanan kaki dan kemungkinan masih ditutup untuk kendaraan.

Selain itu, harga Kereta Cepat Haramain juga ada kemungkinan akan ikut naik. Karena tarif kereta cepat berdasarkan demand atau permintaan. Harga normal berlaku ketika kereta masih banyak kursi kosong, namun harga akan melonjak ketika kursi sudah semakin banyak yang terisi.

Lebih sering menjumpai antrian

Antrian adalah hal yang tidak bisa dihindari ketika kamu berada di sebuah area yang ramai, termasuk saat berada di area Masjidil Haram saat bulan Ramadhan.

Kamu harus sabar antri untuk beraktivitas seperti saat antri di restoran untuk membeli makan, berbelanja di supermarket, menggunakan lift hotel, menggunakan transportasi publik seperti Makkah Bus atau bus shuttle dari hotel.

Tips Umroh Mandiri Ramadhan yang nyaman

Melaksanakan Ibadah umrah saat bulan Ramadhan memang penuh dengan tantangan. Semua itu sebanding dengan keutamaan yang tidak ada di tempat lain serta besarnya pahala yang akan didapatkan.

Agar perjalanan umrohmu bisa lancar dan tetap nyaman, kamu bisa mempertimbangkan untuk mengikuti beberapa tips umrah Ramadhan berikut berdasarkan pengalaman saya dan beberapa teman lain di komunitas.

1. Melakukan Ibadah Umrah saat area mataf lengang

Mataf adalah area terbuka di sekitar Ka’bah dimana kita biasanya melakukan tawaf atau berkeliling sebanyak 7 kali putaran. Meskipun di bulan Ramadhan area ini sering padat, namun ada jam-jam tertentu yang lengang.

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan saya setelah beberapa kali tawaf, area mataf akan sedikit lengang saat pagi hari. Tidak pasti jam berapa, tergantung Ramadhan hari keberapa saat itu, namun sekitar waktu setelah fajar. Itu adalah waktu favorit saya untuk tawaf karena cuaca belum terlalu panas.

Saat pagi hari tersebut, sebagian besar jamaah akan kembali ke hotel untuk istirahat setelah sebelumnya sahur dan sholat shubuh di masjid. Beberapa diantaranya bahkan sudah ada di masjid sejak shalat isya dan tarawih malam hari kemarinnya, dan baru balik penginapan setelah fajar.

Jika waktu pagi terlewat, kamu bisa coba tawaf di waktu orang lain enggan melakukannya, yaitu pada siang hari dimana area mataf cukup panas akibat cahaya matahari. Selain itu, bisa juga setelah shalat tarawih ketika sebagian orang kembali istirahat ke hotel.

Tips lainnya, kamu bisa cek video streaming live kondisi Ka’bah lewat YouTube sebelum tawaf untuk cek kondisi mataf secara real-time. Jika lengang kamu bisa langsung bergegas melakukan ibadah umroh.

2. Berangkat ke Masjid lebih awal

Buat kamu yang berniat untuk shalat 5 waktu di Masjidil Haram saat Ramadhan, kamu harus menjadwalkan waktu berangkat dari hotel ke masjid lebih awal. Apalagi jika hotelmu lokasinya jauh dari pelataran masjid.

Sebagai contoh, di umroh bulan-bulan biasa, saya biasanya berangkat 1 jam sebelum waktu adzan sholat shubuh, dhuhur, ashar dan maghrib. Itu sudah cukup untuk mendapatkan akses masuk untuk sholat di dalam masjid. Saat Ramadhan waktu tersebut saya mundurkan menjadi 1,5 – 2 jam sebelum adzan.

Selain itu, antara waktu shalat maghrib dan isya yang waktunya berdekatan saya sarankan untuk tidak perlu keluar masjid, cukup berdiam di tempat sholat sambil menunggu adzan isya. Bisa juga dilanjutkan dengan shalat tarawih berjamaah sampai selesai.

3. Memilih hotel sedikit jauh dari Masjid

Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, harga hotel saat Ramadhan melonjak tinggi. Semakin mendekati akhir Ramadhan khususnya di 10 malam terakhir harganya semakin tidak masuk akal bagi kaum mendang-mending.

Waktu itu agar biaya umroh mandiri Ramadhan tidak semakin membengkak namun tidak mengenyampingkan kenyamanan dan kebersihan, saya dan teman-teman memutuskan untuk booking hotel berbintang yang sedikit menjauh dari Masjidil Haram.

Daerah yang saya pilih hotel Ibis Styles Makkah daerah Aziziyah yang meskipun jauh masih menyediakan fasilitas shuttle. Selain kawasan aziziyah kamu bisa memilih area di Takher City dimana hotel seperti Novotel berada.

Kekurangan dari hotel yang jauh ini, meskipun memiliki fasilitas free shuttle, namun saat Ramadhan sering tidak reliable (bisa diandalkan) khususnya saat penjemputan kembali ke hotel. Bus penjemput sering tidak standby karena cepat penuh atau mungkin tidak bisa masuk ke titik penjemputan. Jadi terkadang harus sewa taksi untuk balik ke hotel.

4. Tinggal di Dar

Selain hotel, kamu juga bisa memesan akomodasi alternatif selain hotel. Akomodasi tersebut dikenal dengan Dar yang dalam bahasa arab berarti rumah. Tapi saat ini Dar lebih identik dengan akomodasi jenis kos-kosan atau penginapan bersama yang biasa digunakan mahasiswa dan mukimin (WNI yang bermukim di Arab Saudi).

Lokasinya biasanya bisa ditemukan dibelakang hotel-hotel besar seperti di jalan Ibrahim Al Khalil dan jalan Ajyad. Untuk fasilitasnya tentu berbeda dengan hotel berbintang. Setiap kamar biasanya terdiri dari beberapa kasur single dengan fasilitas standar seperti kamar mandi, meja kursi dan lemari pendingin.

Untuk memesan akomodasi jenis Dar ini memang tidak semudah jenis akomodasi lainnya seperti hotel dan apartemen. Karena Dar biasanya dikelola secara pribadi maka memesannya pun harus langsung ke orang yang memiliki koneksi ke pemilik Dar.

Kamu bisa bertanya kepada mukimin disana baik itu mahasiswa maupun Pekerja Migran Indonesia yang kamu kenal. Jika menggunakan jasa muthawif kamu bisa juga bertanya kepada mereka dan sekaligus meminta bantuannya untuk melakukan pemesanan.

Selain fasilitas yang minim, kekurangan lain dari tipe akomodasi ini adalah tingginya resiko penipuan. Karena pemesanan dan pembayaran dilakukan kepada perseorangan sehingga ada kemungkinan terjadinya penggelapan uang pemesanan. Jadi pastikan untuk memesan ke orang yang benar-benar bisa dipercaya.

Saya sendiri tidak menggunakan akomodasi Dar ini karena bukan tipe orang yang bisa sangat lama berada di Masjidil Haram, karena kondisi yang tidak memungkinkan. Tapi buat kamu yang berencana untuk berlama-lama di masjid untuk i’tikaf setiap malam misalnya, kamu bisa mempertimbangkan akomodasi ini, karena toh buat apa hotel mahal-mahal jika waktu lebih banyak dihabiskan di masjid.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top